Selasa, 09 April 2013

Selamat siang paca pembaca blog sketsa yang setia. Kali ini admin akan mengeposkan gagasan yang berjudul "Manufacturing Hope untuk menyemangati siswa yang sering remidi." Mari kita mulai.

Akhir akhir ini kita sering menemui istilah "Manufacturing Hope". Maksud dari kalimat tersebut adalah MENGELOLA HARAPAN. Dengan dikelolanya harapan, diharapkan pihak yang menjadi sasaran kinerjanya akan meningkat serta prestasinya akan menjadi lebih baik. Manufacturing Hope digagas oleh menteri BUMN Dahlan Iskan dalam mengelola BUMN yang dipimpinnya.

Dalam kurikulum saat ini, kurikulum KTSP 2006 disebutkan siswa dinyatakan tuntas apabila berhasil mendapatkan nilai diatas Kriteria Ketuntasan Minimal. Namun, dalam lapangan masih sering kita temui siswa yang masih bekum berhasil mendapatkan nilai diatas atau samadengan KKM. Namun, guru biasanya tidak perhatian terhadap siswa yang tidak tuntas tersebut, bahkan ada yang cenderung mengucilkan siswa tersebut. Akibatnya, pada ulangan berikutnya dapat diprediksi siswa tersebut akan tidak tuntas lagi.


Oleh sebab itu siswa tersebut perlu diberi harapan. Guru yang bersangkutan harus sering memperhatikan siswa tersebut. dengan pemberian harapan yang maksimal, niscaya siswa tersebut akan dapat menembus batas KKM, bahkan dapat berprestasi. Hal ini sudah dibuktikan pak Dahlan Iskan dalam mengelola BUMN yang 'sakit'. Terbukti, banyak BUMN yang sakit tersebut kini menghasilkan banyak laba yang menguntungkan negara kita tercinta, Indonesia.


0 komentar:

Posting Komentar